METRO ONLINE Tolitoli, 11 Maret 2025 – Salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli diberikan izin luar biasa untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Dengan pengawalan ketat dari dua pegawai lapas dan dua anggota Brimob Tolitoli, WBP tersebut diantar menggunakan kendaraan dinas Lapas Kelas IIB Tolitoli. Setelah prosesi pemakaman selesai, yang bersangkutan langsung dikembalikan ke Lapas untuk melanjutkan masa pembinaannya,Langkah ini juga sejalan dengan Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto, guna mengimplementasikan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menegaskan bahwa izin luar biasa ini diberikan sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam kondisi kemanusiaan yang mendesak. “Kami memahami pentingnya kehadiran seorang anak di saat-saat terakhir keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, meskipun dengan pengawalan ketat, kami memastikan WBP dapat menjalankan kewajiban moralnya tanpa mengabaikan aspek keamanan,” ungkapnya.Lebih lanjut, Muhammad Ishak menjelaskan bahwa pemberian izin luar biasa ini sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. “Izin luar biasa hanya diberikan dalam tiga kondisi, yakni saat ada keluarga inti yang sakit keras atau meninggal dunia, menjadi wali nikah anak kandung, atau dalam pembagian warisan. Semua dilakukan dengan pengawasan ketat agar tidak disalahgunakan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Tolitoli, Feldianto, menegaskan bahwa pihaknya selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi WBP, termasuk dalam hal izin luar biasa. “Kami berkomitmen untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap kebijakan pembinaan. Izin luar biasa seperti ini merupakan bagian dari hak WBP yang tetap harus kami fasilitasi dengan baik, tentunya dengan tetap mengutamakan aspek keamanan dan ketertiban,” jelasnya.
Keputusan ini mencerminkan komitmen Lapas Kelas IIB Tolitoli dalam menerapkan pendekatan pembinaan yang lebih humanis. Dengan keseimbangan antara aspek kemanusiaan dan keamanan, diharapkan para WBP dapat lebih siap menjalani pembinaan serta kembali menjadi bagian dari masyarakat dengan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
Editor : Muh Sain